Senin, 25 Juni 2012

Perbedaan analisa berbasis objek dan yang terstruktur


Pemrograman berorientasi objek
Pemrograman berorientasi objek merupakan paradigma pemprograman yang berorientasikan kepada objek. Semua data dan fungsi di dalam paradigma ini dibungkus dalam kelas-kelas atau objek-objek. Bandingkan dengan logika pemprograman terstruktur. Setiap objek dapat menerima pesan, memproses data, dan mengirim pesan ke objek lainnya.

Metode pengembangan perangkat lunak berorientasi objek yang sudah dikenal, dan diantaranya adalah :
  •  Object Oriented Analysis (OOA) dan Object Oriented Design (OOD) dari Peter Coad dan Edward      Yourdon [1990].
  • Object Modeling Technique (OMT) dan James Rumbaugh, Michael Blaha, William Premerlan, Frederick Eddy dan William Lorensen [1991].
  • Object Oriented Software Engineering (OOSE) dan Ivar Jacobson [1992].
  • Booch Method dan Grady Booch [1994].
  • Sritrop dan Steve Cook dan John Daniels [1994].
  • UML (Unified Modeling Language) dari James Rumbaugh. Grady Booch dan Ivar Jacobson [1997].


Terdapat tujuh macam tujuan dan keuntungan dari Analisis Berorientasi Objek, yaitu :
  • Menangani lebih banyak problem domain. Analisis Berorientasi Objek memberikan kemudahan untuk memahami inti permasalahan.
  • Analisis Berorientasi Objek mengorganisasi analisis dan spesipikasi dengan metode yang digunakan cara berfikir manusia.
  • Mengurangi jarak antara aktivitas analisis yang berbeda dengan membuat atribut dan metode menjadi satu kesatuan.
  • Pewarisan dapat memberikan identifikasi sesuatu yang umum pada atribut dan metoda.
  • Menjaga stabilitas atas perubahan kebutuhan pada sistem yang sama.
  • Hasil analisis dapat digunakan kembali
  • Penggambaran yang konsisten dari sistem, pada tahap analisis dan desain.

Perancangan Terstruktur
Metode ini diperkenalkan pada tahun 1970, yang merupakan hasil turunan dari pemrograman terstruktur. Metode pengembangan dengan metode terstruktur ini terus diperbaiki sampai akhirnya dapat digunakan dalam dunia nyata.

Ada empat kegiatan perancangan yang harus dilakukan, yaitu:
  1. Perancangan arsitektural; kita merancang struktur modul P/L dengam mengacu pada model analisis yang sesuai (DFD). Langkahnya adalah: mengidentifikasi jenis aliran (transform flowatau transaction flow), menemukan batas-batas aliran (incoming flow dan outgoing flow), kemudian memetakannya menjadi striktur hirarki modul. Selanjutnya, kita alokasikan fungsi-fungsi yang harus ada pada modul-modul yang tepat.
  2. Perancangan data; kita merancang struktur data yang dibutuhkan, serta merancang skema basisdata dengan mengacu pada model analisis yang sesuai (ERD).
  3. Perancangan antarmuka; kita merancang antarmuka P/L dengan pengguna, antarmuka dengan sistem lain, dan antarmuka antar-modul.
  4. Perancangan prosedural; kita merancang detil dari setiap fungsi pada modul. Notasi yang digunakan bisa berupa flow chart, algoritma, dan lain-lain

Berikut beberapa keuntungan dari perancangan terstruktur :

  • SSAD berorientasi utama pada proses, sehingga mengabaikan kebutuhan non-fungsional.
  • Sedikit sekali manajemen langsung terkait dengan SSAD
  • Prinsip dasar SSAD merupakan pengembangan non-iterative (waterfall), akan tetapi kebutuhan akan berubah pada setiap proses.
  • Interaksi antara analisis atau pengguna tidak komprehensif, karena sistem telah didefinisikan dari awal, sehingga tidak adaptif terhadap perubahan (kebutuhan-kebutuhan baru).
  • Slain dengan menggunakan desain logic dan DFD, tidak cukup tool yang digunakan untuk mengkomunikasikan dengan pengguna, sehingga sangat sulit bagi pengguna untuk melakukan evaluasi.
  • Pada SAAD sulit sekali untuk memutuskan ketika ingin menghentikan dekomposisi dan mliai membuat sistem.
  • SSAD tidak selalu memenuhi kebutuhan pengguna.
  • SSAD tidak dapat memenuhi kebutuhan terkait bahasa pemrograman berorientasi obyek, karena metode ini memang didesain untuk mendukung bahasa pemrograman terstruktur, tidak berorientasi pada obyek (Jadalowen, 2002).
Dari penjelasan tentang analisa berbasis objek dan yang terstruktur dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan user, apabila user ingin membuat program yang rumit dan komplek lebih efisien kita menggunakankan OOAD, jika user menggunakan program yang sederhana user bisa menggunakan yang terstruktur. User dapat menyesuaikan sesuai kebutuhannya agar dapat mendapat hasil yang maksimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar